Suara
ayam berkokok, menandakan datangnya sang fajar. Orang-orang didesa pun masih
terlelap tidur. Namun ada satu pemuda yang sudah bekerja dari subuh tadi,
pemuda ini bekerja memerah susu setiap pagi. Nama pemuda ini adalah Arief.
Arief
merupakan pemuda pekerja keras dan tampan, dia seorang pemerah susu sapi dan
pengembala domba. Dia tinggal bersama Ibunya yang sakit-sakitan disebuah gubuk
kecil dipinggir lapangan. Setiap hari dia memerah susu sapi lalu dijual, dan
hasilnya untuk membantu Ibunya berobat, dan siangnya dia mengembalakan
Domba-dombanya.
***
Ditempat
lain yaitu dikerajaan Makubrata. Tinggalah seorang Raja yang sangat berkuasa.
Nama Raja itu adalah Raja Saefullah bin Saad. Raja itu memiliki Putri yang
Cantik, periang, dan baik hati, yaitu Putri Nickita.
Nicki
begitulah Sang Putri disebut, dia adalah anak semata wayang dari Sang Raja, dia
tak pernah mengira bahwa Ayahnya Raja Saefullah bin Saad, ingin sekali menjodohkan
dirinya hanya dengan Pangeran-pangeran dari Kerajaan lain. Mendengar hal itu
banyak yang menyukai Putri Nickita menjadi mengurungkan niatnya, karena Raja
hanya ingin menjodohkan Sang Putri dengan Seorang Pangeran. Namun disisi lain
Sang Putri selalu menolak pilihan Ayahnya itu.
***
Menjelang
subuh seperti biasa Arief selalu menjalankan tugas sehari-harinya yaitu memerah
susu sapi. Namun dia tidak sendiri, dia dibantu temannya yang bernama Eko untuk
melakukan pekerjaan itu. Eko adalah teman baik Arief, dimanapun Arief berada
Eko selalu ada, dimana pun Arief ada kesusahan Eko selalu membantunya.
Sampai
disela-sela mereka sedang memerah susu bersama Arief bertanya kepada Eko.
“Ko,
kamu tau tidak tentang Putri Nickita yang cantik itu ?”, Tanya Arief.
Eko
hanya tersenyum terdiam.
“Ko
ayo jawab”.
Eko
pun kembali tersenyum dan dia menjawab sambil menghentikan pekerjaannya.
“Iya
aku tahu, kenapa kamu suka ?”
Arief
tersenyum dan menggangukkan kepalanya.
“Gini
Rief, mungkin saat ini kamu tidak bisa memilikinya”.
“Loh
ko kenapa ?”, Tanya Arief heran.
Eko
menjawab.
“Bukan
kenapa-kenapa Rief, Raja hanya ingin menjodohkan Sang Putri dengan Pangeran…”
(Arief
Memotong), “Iya tapi kan kalo tidak mencoba kita kan tidak tahu hasilnya”.
(Eko
memotong). “Iya aku mengerti, dengarkan aku bicara dulu dong. Jadi begini, Sang
Raja itu hanya ingin menjodohkan Sang Putri dengan seorang Pangeran. Namun Sang
Putri selalu menolaknya dengan alasan dia tidak suka dengan pilihan dari
Ayahnya, dan dia hanya ingin memilih sendiri”.
Mendengar
hal itu Arief tersenyum lebar.
“Aku
himbau kepadamu Rief, kamu itu orangnya pekerja keras, baik hati dan tampan.
Aku berpesan kepadamu, mungkin saat ini kamu belum bisa mendapatkan Putri itu,
tapi mungkin diwaktu lain kamu pasti bisa aku doakan”.
“Wah
makasih banyak ya Ko atas segala informasinya dan motivasinya”
Eko
pun tersenyum dan kembali melemparkan suatu himbauan lagi.
“Iya
sama-sama, tapi aku himbau kepadamu Rief, kamu harus bisa mendapatkan hati
Rajanya terlebih dahulu”.
“Ok
siap bos Eko”. Seru Arief sembari tertawa.
Sambil
tertawa canda mereka pun melanjutkan pekerjaannya.
***
Ditempat
lain, Raja masih sibuk mencari sosok Pangeran yang cocok bagi Putrinya, dan
Sang Raja pun sampai-sampai kebinggungan dengan sifat Putrinya itu, karena
setiap Pangeran yang datang, dia selalu menolaknya. Sampai-sampai dia meminta
saran kepada Patihnya.
“Patih”
“Iya
ada apa Raja ?”. Patih mendekat sembari menundukkan setengah badannya.
“Patih,
aku heran kepada anakku ini”.
“Heran
kenapa Raja ?” (Memotong).
“Iya
aku heran saja, kenapa setiap Pangeran yang datang selalu dia tolak, kurang apa
coba Pangeran-pangeran itu”. Ujar Raja itu.
Sang
Patih pun terdiam kebinggungan, dan dia berucap.
“Coba
Raja tanyakan terlebih dahulu kepada Putri”.
Sang
Raja pun terdiam, dan menjawab.
“Iya
juga sih aku akan tanyakan terlebih dahulu. Oh iya apakah kamu masih ada
kenalan Pangeran dari kerajaan lain ?” Tanya Raja.
Patih
terdiam sejenak dan berfikir.
“Ooh
iya ada Raja, ada dua orang Pangeran”.
“Cepat
bawa Pangeran itu kemari”.
“Baik
Raja”.
Kemudian
Patih pun berangkat.
***
Setelah
Patih itu berangkat untuk mencari Pangeran. Sang Raja pergi kekamar Sang Putri
untuk menanyakan kenapa alasan Sang Putri kenapa tidak mau menerima seorang
Pangeran yang datang. Sang Raja pun menghampiri Putri Nickita yang sedang
berdiam diri dikamar sendirian.
“Anakku
sayang, Ayah mau bertanya kepadamu. Mengapa setiap ada Pangeran yang datang
kekerajaan kita untuk meminangmu, mengapa selalu kamu tolak ?”.
Sang
Putri diam tak menghiraukan omongan Ayahnya.
“Ayo
nak jawab pertanyaan Ayahmu ini”.
Sang Putri masih terdiam.
Raja
terus membujuk Putrinya supaya mau membuka suaranya. “Ayo nak ada apa dengan
kamu ini ?”.
Akhirnya,
karena mungkin terus didesak oleh Ayahnya untuk bicara. Akhirnya Putri Nickita
pun membuka suaranya.
“Ayah
bukannya aku menolak, tapi ga mau terus dijodohkan”.
(Memotong).
“Terus kamu maunya seperti apa anakku?”. Ucap Sang Raja.
“Pokoknya
aku gamau dijodohkan dengan Pangeran manapun aku inginnya memilih pujaan hatiku
Ayah… Tolong mengerti.
“Pokoknya
kamu harus menikah dengan Pangeran yang Ayah pilih, besok dia akan datang
meminangmu”. Ujar Sang Raja dengan nada marah.
“Tapi
Ayah ?”. Seru Sang Putri.
“Pokoknya
tida ada tapi-tapi kamu harus menerima Pangeran itu sebagai suami kamu”.
Akhirnya
Sang Raja pun meninggalkan Sang Putri. Sementara Putri Nickita menangis
tersedu-sedu dikamarnya. Sampai dimalam harinya dia berfikir untuk pergi dari
kerajaan, untuk mencari kebebasan dan mencari calon suaminya. Sampai akhirnya
dia benar-benar pergi lewat jendela dan hanya meninggalkan sepucuk surat untuk
Ayahnya. Dan supaya tidak ketahuan orang dia pergi memakai baju prajurit dengan
membawa seekor kuda.
***
Keesokkan
harinya ditempat Arief, seperti biasa dia selalu mengerjakan tugasnya. Namun
saat itu dia tidak dibantu oleh temannya Eko. Karena Eko sedang berdagang
dipasar dekat dengan kerajaan.
Dia
tekun sekali mengerjakan pekerjaannya, sampai-sampai waktu menjelang pukul
10.00 dan dia harus segera menggembalakan Dombanya dilapangan depan rumah.
***
Ditempat
lain yaitu di kerajaan. Sang Raja masih saja kebinggungan dengan Putrinya itu,
dan dia pun masih menunggu kabar dari Patih apakah dia sudah mendapatkan
Pangeran yang dicari atau belum.
Tidak
lama kemudian Patih pun berhasil membawa kedua Pangeran itu datang ke Kerajaan.
“Patih
menghadap Raja”. Ujar Sang Patih sembari menundukkan badannya.
“Iya
ada apa Patih ?”. Seru Sang Raja.
“Begini
Raja, saya telah berhasil menemukan seorang Pangeran dari kerajaan lain. Dan
disebelah kanan saya ini adalah Pangeran dari Kerajaan Mangkubumi yang bernama
Ario, sementara disebelah kiri saya ada Pangeran dari Kerajaan Sunda Kelapa
yang bernama Satrio”. Ucap Sang Patih.
“Kami
memberi hormat kepada Raja”. Ucap kedua pangeran itu.
“Baik,
salah satu dari kalian harus bisa menjadi menantuku dan menikah dengan anakku,
baik aku akan memanggil Anakku”.
Sang
Raja pun menyuruh Dayangnya buat memanggil Putri Nickita datang.
“Dayangg…”.
Dayang
pun datang menghampiri Raja.
“Nyuwun
sewu Ndoro Raja, ada apa ?”. Ujar Dayang sambil membunggukkan badannya.
“Cepat
kamu sekarang pergi kekamar Nickita dan suruh dia kesini”. Seru Raja lantang.
“Baik
Ndoro, Nyuwun sewu”.
Akhirnya
Dayang pun pergi kekamar Putri Nickita dengan berlari kecil. Saat itu dikamar
Nickita, Dayang itu pun langsung mengetok pintu kamarnya Putri Nickita.
Tokktokktokkk.
“Tuan Putri nyuwun sewu, aku iki Dayang, aku diperintaken sama Kanjeng Ndoro
Raja buat jemput Tuan Putri , buka pintune njehhh”.
Sesaat
tak ada jawaban yang terlontar. Dan Dayang pun terus mencoba.
Tokktokktokkk.
“Tuan Putri buka”.
Sampai
akhirnya karena sangking penasarannya, akhirnya Dayang pun membuka pintunya.
Dan
ternyata, alangkah terkejutnya lagi, ternyata dikamarnya. Putri Nickita tidak
ada, dan jendelanya pun terbuka lebar, dan dikasurnya hanya tergelatak,
selembar kertas kecil yang isinya sepucuk surat. Tanpa panjang lebar Dayang pun
berlari kearah Raja.
“Nyuwun
sewu Ndoro Raja”. Seru Dayang sambil enggos-enggosan.
“Iya
ada apa, bicara-bicara”. Ujar Sang Raja.
“Nyuwun
sewu, begini Raja, tadi saya ke kamarnya Tuan Putri Nicki, dan disana tidak ada
Tuan Putri Nickinya”.
“APPPAAHH?”,
Raja pun terkejut setengah mati.
“Tapi
Raja dia meninggalkan sepucuk surat ini”. Sambil memberikan surat itu KeRaja.
Karena
mungkin penasaran dengan isi surat itu, akhirnya Raja pun membacanya, yang
berisi.
Untuk
Ayah,
Ayah
mohon maaf aku melakukan hal semacam ini. Tapi sebenarnya aku gamau seperti ini
terus, aku gamau dikekang oleh Ayah terus, aku depresi Ayah.
Aku
mau bebas dan memilih pilihanku, aku gamau dijodohkan dengan lelaki lain selain
lelaki pilihanku. Aku mohon Ayah mengerti isi hatiku.
Dari
pada Aku seperti ini terus, Aku lebih baik aku mati. Selamat Jalan Ayah.
Salam
sayang Nickita.
Sesaat
membaca surat itu tiba-tiba Sang Raja menangis, dia sedih karena tingkah laku
dia yang melarang anaknya memilih pilihannya sehingga membuat anak semata wayangnya
pergi meninggalkan dia. Dan karena ingin anaknya kembali Sang Raja langsung
memerintahkan Patihnya untuk mengumumkan sayembara.
“Patih”.
“Ya
Raja ?”
“Kamu
sekarang umumkan sebuah sayembara yang isinya, barang siapa yang menemukan
anakku Nickita, akan aku nikahkan langsung dengan anakku itu”.
Mendengar
hal itu Patih pun langsung bersiap-siap.
“Baik
Raja akan aku kerjakan”. Ujar Patih.
Dan
mendengar hal itu pula Satrio dan Ario langsung bersemangat dan mencoba untuk
mencari Sang Putri berada.
***
Usai
diperintah oleh Raja, Patih pun bergegas menuju depan kerajaan dan mengumpulkan
masyarakat.
“Hey
masyarakat berkumpullah kalian kesini”. Ujar Patih sambil berteriak.
Berhubung
Eko mendengar pengumuman itu dan dia juga sedang ada dipasar yang dekat dengan
kerajaan, lalu tanpa panjang lebar dia langsung menghampiri sumber suara itu.
“Saudara-saudara
sekalian, dengarkan pengumuman ini, Raja akan mengadakan sayembara, barang
siapa yang berhasil menemukan Anak Raja yaitu Putri Nickita, akan Raja nikahkan
langsung dengan Putrinya”. Ujar Patih sambil berteriak.
Mendengar
pengumuman itu Eko yang saat itu ada disana, langsung bergegas dan berlari
kerumah Arief untuk memberitahukan pengumuman ini. Karena Eko tahu bahwa Arief
menyukai Putri Nickita.
***
Ditempat
lain, karena berhasil kabur Putri Nickita merasa kebinggungan tidak tahu arah
dan jalan, dia merasa lapar, dia langsung membawa kudanya pergi mencari sumber
makanan dan mencari tempat menginap.
Sampai
akhirnya ia tiba di lapangan yang luas dan disana ada seorang pemuda (Arief)
yang sedang menggembalakan domba. Melihat hal itu lalu Putri Nickita pun
menghampiri pemuda itu dan mengikatkan kudanya dibawah pohon.
“Permisi
bisa bantu saya tidak ?”, ucap Nickita.
Saat
menoleh, alangkah terkejutnya Nickita karena lelaki itu tampan sekali, dan tak hanya
Nickita yang terkejut lelaki itu ternyata Arief dan Arief pun terkejut karena
yang ingin meminta bantuan itu adalah Putri Nickita.
“Bobbbooleehh”,
Ujar Arief dengan terbata-bata.
“Kenalkan
Nickita”. Sambil memegang tangan Arief.
“Iya
aku Arief, tapi ko Tuan Putri ada disini ?”
“Aduh
jangan manggil saya Tuan Putrilah, Nicki saja sudah cukup ko”.
“Oh
iya, emang gapapa manggil Nicki ? hehe duh saya jadi malu suatu kehormatan bagi
saya karena bisa bertemu dengan anda”. Ujar Arief sembari tersenyum.
“Iya
gapapa aku udah biasa ko lagi biar enak gitu manggilnya, jadi panggil saya
Nicki ajah ya”.
Mendengar
hal itu Arief pun merasa senang dan dia bertanya kenapa Nickita ada disini.
“Hmm,
Tuan Putri eh salah Nicki, kenapa kamu ada disini ?, bukannya dikerajaan ?”
Nicki
terdiam sejenak, dan akhirnyanya dia berucap.
“Sebenarnya
ceritanya panjang Rief”.
(memotong),
“Ya engga apa-apa aku siap mendengarkannya, tapi alangkah enaknya kita
berceritanya dirumah saya yu, dekat ko itu”. Sambil menunjuk kearah rumahnya.
“Iya
sudah ayo”. Ujar Nickita.
Sesampainya
dirumah Arief, mereka pun mengobrol disana.
“Ya
inilah keadaan rumah saya atau bisa dibilang gubuk hehe..”
“Iya
tidak apa-apa aku terima ko”.
“Ya
sudah, Nicki duduk disini dulu, aku panggil Ibu ku dulu ya” Ucap Arief.
Ternyata
disana ada Ibu Arief sedang terbaring karena sakit di tempat tidur, dan Arief
pun langsung teriak-teriak ke Ibunya.
“Ibu-ibu.. kita kedatangan tamu spesial ni”.
Teriak Arief.
Ibu
Arief menjawab.
“Tamu
siapa nak, suruh masuk saja”.
“Ibu
saja yang kesini”. Ujar Arief.
Karena
Arief bilang begitu, lalu datanglah Ibunya menghampiri dia.
(sembari
batuk-batuk), “Hookkhokkhokk, siapa yang datang nak ?”
“Ini
Ibu ini yang jadi tamu spesial kita”.
Sungguh
terkejutnya Ibu Arief melihat kedatangan Nickita.
“Aduhh
mohon maaf Tuan Putri atas perilaku anak saya”. Ujar Ibu Arief.
“Iya
sudah tidak apa-apa Ibu, Ibu tidak usah memanggil saya dengan sebutan Tuan
Putri cukup saja Nicki”.
“Iya,
duh saya jadi malu, ada apa Nicki berkunjung kesini ?, bukannya dikerajaan”.
Nicki
terdiam sejenak dan dia bercerita.
“Sebenarnya
ceritanya panjang, aku sebenarnya tidak mau dinikahkan dengan Pangeran pilihan
Ayah ku, sementara aku inginnya memilih, dan akhirnya karena aku merasa
terkekang dan depresi akhirnya aku melarikan diri dan akhirnya tadi bertemu
dengan Arief”.
Saat
mendengarkan cerita dari Nicki, seketika harapan Arief muncul buat mendapatkan
hati Nickita.
“Oh
begitu ya, Ibu takutnya nanti Ayah mu Paduka Raja mencari dan kalau ketemu
disini nanti Ibu dan Arief menjadi korbannya”. Ujar Ibu Arief.
“Ibu
tak usah khawatir, jikalau aku ketemu dengan prajurit Ayah pasti aku akan
membela Ibu dan Arief”.
Hening
tercipta saat itu.
***
Ditempat
lain Eko masih berlari menuju rumah Arief untuk memberitahukan pengumuman yang
tadi, dia berlari secepatnya.
Setibanya
dirumah Arief, Eko mengetuk pintu rumah Arief.
Toktoktok,”
Assalammualaikum, Arief buka Rief ada pengumuman niii”, Kata Eko sembari
engos-engosan.
Tidak
lama kemudian Arief pun membuka pintunya.
“Wa’alaikum
sallam, ada apa Ko kaya yang udah dikejar-kejar kompeni kamu”.
“Bukan
dikejar kompeni, (sambil berbisik), aku tadi dipasar mendengar ada pengumuman
dari Patih katanya Putri Nickita hilang dari Kerajaan, terus Raja mengadakan
sayembara. Barang siapa yang dapat menemukan anak Raja akan langsung dinikahkan
dengan anak Raja itu”. Ujar Eko sembari berbisik ke Arief.
“Ah
yang bener kamu ko ?”, sambil berbisik
“Bener
Arief, kamu senangkan sekarang ?”, ujar Eko.
“Heh
bukan begitu, iya memang aku senang dan lebih senangnya lagi Putri Nickita
sekarang ada dirumaku”. Ujar Arief sembari berbisik.
“Ah
yang bener kamu Rief ?”.
“Iya
bener, lihat saja kedalam”.
Eko
pun langsung melihat kedalam rumah, dan ternyata benar disitu ada Putri Nickita
dan Ibunya Arief sedang mengobrol.
“Iya
kamu benar Rief, ini kesempatan kamu untuk menikah dengan Putri itu”, ujar Eko
sembari tersenyum.
“Iya
sih, tapi gimana caranya aku ngomong ama Nicki ?”. seru Arief sambil
kebinggungan.
“Ah
tenang itu urusan gampang, sekarang aku masuk kerumah kamu ya kita obrolkan
didalam”.
Kemudian
Eko pun masuk kerumah Arief.
“Eh
ada nak Eko, sini masuk, duduk nak”.
“Iya
makasih Ibu, eh ternyata disini juga ada Tuan Putri”.
Nickita
tersenyum
“Jangan
panggil saya Tuan Putri, Nicki saja cukup”.
Ibunya
Arief akhirnya melontarkan pertanyaan, “Nak Eko datang kesini ada apa ya ?”
Eko
terdiam sejenak sepertinya dia malu untuk menggungkapkannya. Karena takut semua
menjadi penasaran, akhirnya Eko pun membuka suara.
“Jadi
gini, kebetulan ada Nicki juga disini, jadi ceritanya gini. Tadi saya itu
berdagang dipasar dekat dengan istana, lalu saya mendengar pengumuman dari
Patih yang katanya Putri Nickita hilang dari Kerajaan, terus Raja mengadakan
sayembara. Barang siapa yang dapat menemukan anak Raja akan langsung dinikahkan
dengan anak Raja itu.”
Mendengar
hal itu membuat Nickita kebinggungan, namun didalam hatinya tersimpan nama
Arief. Sampai akhirnya Nicki pun buka suara.
“Kalau
memang Ayahku itu mengadakan sayembara seperti itu, aku lebih baik dengan Arief
Pergi
keistana dan Arief yang bilang kalau dia yang telah menemukan aku dan kita
langsung menikah bagaimana ?”.
(Eko
memotong). “Akuu setujuuu haha “.
Mendengar
hal itu hati Arief menjadi campur aduk, lalu dia bilang.
“Tapi
Putri eh salah Nicki, aku cuman seorang pemerah susu sapi dan pengembala domba
dan aku tinggal di gubuk reot ini apakah Nicki mau menerima aku?”.
Nicki
langsung membalas pertanyaan itu.
“Arief
aku ga peduli profesi kamu sebagai apa, yang aku mau cuman cinta kamu, dan aku
yakin kamulah yang aku cari, aku terima kamu apa adanya”.
Mendengar
hal itu Arief bahagia sekali, ternyata
impiannya menjadi kenyataan. Akhirnya Ibunya Arief pun membuka suaranya.
“Terima
saja nak, kalau itu menjadi yang terbaik bagimu, Ibu yakin kamu pasti bahagia,,
hokkhookk”.
Terlecut
motivasi dari Ibunya, akhirnya Arief menerima dengan senang hati.
Akhirnya
Arief beserta Nicki dan Eko berjalan menuju istana.
***
Diistana
sendiri, Raja terlihat sedih sekali karena kehilangan anak semata wayangnya,
dia menunggu kabar dari siapa saja yang dapat menemukan anaknya. Sampai
akhirnya Patih berlari menuju Raja.
“Patih
menghadap Raja”. Sambil membungkukkan badannya.
“Ada
apa Patih ?”.
“Begini
Raja saya mendapatkan kabar, jikalau Tuan Putri Nickita sudah ditemukan”.
(Raja
memotong pembicaran), “Ditemukan ?(sambil tersenyum), oleh siapa Patih oleh
siapa ?”.
“Menurut
kabar, Tuan Putri telah ditemukan oleh seorang pemerah susu sapi, dan menurut
kabar juga dia sekarang menuju kesini, namun…”
(memotong),
“namun kenapa Patih ?”
“Namun..
dia tidak mau pulang sebelum Raja bisa memenuhi keinginannya dan Raja pun harus
menepati sayembara itu”. Ujar Patih kepada Raja.
“Baik
aku akan menepati janjiku itu”. Tegas Raja.
Tidak
lama kemudian Putri Nickita pun datang bersama Arief dan Eko, dan alangkah
senang dan bahagianya tiba-tiba Raja pun menghampiri dan memeluk Putrinya.
“Ohhh,
Putriku dari mana saja kamu, Ayah khawatir”. Ucap Sang Raja.
“Maafkan
aku Ayah, jadi buat Ayah khawatir, Ohh iya Ayah ini perkenalkan Arief dan Eko
tapi yang menemukan aku adalah Arief, dan aku mau menikah dengan Arief Ayah”.
“Baik
Ayah bakal menepati janji Ayah, dan buat nak Arief kamu aku ijinkan buat
menikah bersama Anakku Nickita”.
“Terima
kasih paduka Raja terima kasih”. Ucap Arief.
“Dan
buat semuanya besok, persiapkan prosesi pernikahan untuk anakku”. Tegas Raja.
***
Keesokkan
harinya, Arief dan Nickita benar-benar menikah, mereka terlihat senang sekali
dengan kejadian ini membuat strata social Arief menjadi naik dan alangkah
menyenangkan lagi. Impian Arief menikah denga Putri Nickita menjadi kenyataan.
Dan merekapun hidup bersama selama-lamanya.
*Tamat*
Pesan
Moral : Jangan melihat orang dari
materinya tapi yang paling penting lihat dari
hatinya. Dan
juga jangan memaksakan cinta karena cinta itu datang
secara tiba-tiba.
Dan kita harus belajar menerima orang apa adanya
bukan adanya
apa.
Nah itu deh sekilas cerpen gue yang nyata adanya.